Fort Willem I adalah Salah satu peninggalan era kolonial Belanda. Peninggalan ini juga seringkali disebut Benteng Pendem Ambarawa. Kami adalah komunitas automotif khususnya mobil chevrolet opel blazer yang mana pada tanggal 4-5 Oktober 2019 sedang melaksanakan MUNAS 3 di bandungan, rentetan acara yang kami susun salah satunya adalah photo setion di benteng ini. Kami disarankan tidak membuat kegaduhan karena tempat ini ternyata masih difungsikan. Setengah bagian benteng sekarang menjadi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Ambarawa.
Kawasan benteng yang bisa dikunjungi hanya di sisi utara saja. Kondisi benteng sebelah utara pun seolah masih otentik. Keaslian bangunan masih tetap sama seperti zaman dahulu. Benteng ini memiliki dua tingkat, tetapi pengunjung hanya bisa menjangkau lantai dasar.
Kawasan benteng yang bisa dikunjungi hanya di sisi utara saja. Kondisi benteng sebelah utara pun seolah masih otentik. Keaslian bangunan masih tetap sama seperti zaman dahulu. Benteng ini memiliki dua tingkat, tetapi pengunjung hanya bisa menjangkau lantai dasar.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sendiri, benteng ini tercatat pernah menjadi tempat pertahanan terakhir bagi tentara Sekutu saat digempur oleh pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pimpinan Kolonel Soedirman di tahun 1945. Dengan strategi supit udang, militer bule yang dilengkapi senjata canggih (waktu itu), berhasil dipukul mundur.
Kejadian berawal dari kedatangan tentara Sekutu yang didalamnya terselip pasukan NICA pada tanggal 20 Oktober 1945, mereka bermaksud mengurus tawanan perang di Jawa Tengah. Sayang, para tentara tersebut berulah sehingga menimbulkan berbagai insiden. Salah satunya menyebabkan gugurnya Letnan Kolonel Isdiman yang memang menjadi prajurit kesayangan Kolonel Soedirman.
Didukung sepenuhnya oleh rakyat, akhirnya Kolonel Soedirman memutuskan memimpin sendiri serangan terhadap Sekutu dan Belanda di Ambarawa. Tanggal 11 Desember 1945, digelar rapat dengan para komandan sektor TKR serta laskar. Akhirnya diputuskan, Ambarawa bakal dikepung dari segala penjuru menggunakan taktik supit udang. Ada pun, pertempuran akan dimulai tanggal 12 Desember 1945 pk 04.30 atau sesudah Subuh ketika pasukan musuh masih terlelap.
Menerima serangan mendadak seusai Subuh, ternyata membuat tentara Sekutu mau pun Belanda terkaget- kaget. Hanya dalam hitungan jam, seluruh akses menuju Ambarawa sudah mampu dikuasai TKR. Praktis, suplai makanan mau pun senjata tentara musuh berhasil dilumpuhkan. Meski terkepung, musuh enggan menyerah begitu saja. Mereka tetap bertahan di Benteng Pendem Ambarawa sembari menebar teror.
Sebenarnya dari sisi mental, pasukan Sekutu dan Belanda sudah jatuh total. Namun karena faktor gengsi, mereka tetap bertahan. Hal inilah yang membuat Kolonel Soedirman serta TKR naik pitam. Posisi musuh dihajar terus menerus, setelah empat hari empat malam dihujani peluru, akhirnya tanggal 15 Desember 1945 tentara dunia tersebut, berhasil dipaksa mundur ke Semarang selanjutnya pulang kandang. Peristiwa itu kemudian dikenal sebagai hari jadi TNI AD.
Kejadian berawal dari kedatangan tentara Sekutu yang didalamnya terselip pasukan NICA pada tanggal 20 Oktober 1945, mereka bermaksud mengurus tawanan perang di Jawa Tengah. Sayang, para tentara tersebut berulah sehingga menimbulkan berbagai insiden. Salah satunya menyebabkan gugurnya Letnan Kolonel Isdiman yang memang menjadi prajurit kesayangan Kolonel Soedirman.
Didukung sepenuhnya oleh rakyat, akhirnya Kolonel Soedirman memutuskan memimpin sendiri serangan terhadap Sekutu dan Belanda di Ambarawa. Tanggal 11 Desember 1945, digelar rapat dengan para komandan sektor TKR serta laskar. Akhirnya diputuskan, Ambarawa bakal dikepung dari segala penjuru menggunakan taktik supit udang. Ada pun, pertempuran akan dimulai tanggal 12 Desember 1945 pk 04.30 atau sesudah Subuh ketika pasukan musuh masih terlelap.
Menerima serangan mendadak seusai Subuh, ternyata membuat tentara Sekutu mau pun Belanda terkaget- kaget. Hanya dalam hitungan jam, seluruh akses menuju Ambarawa sudah mampu dikuasai TKR. Praktis, suplai makanan mau pun senjata tentara musuh berhasil dilumpuhkan. Meski terkepung, musuh enggan menyerah begitu saja. Mereka tetap bertahan di Benteng Pendem Ambarawa sembari menebar teror.
Sebenarnya dari sisi mental, pasukan Sekutu dan Belanda sudah jatuh total. Namun karena faktor gengsi, mereka tetap bertahan. Hal inilah yang membuat Kolonel Soedirman serta TKR naik pitam. Posisi musuh dihajar terus menerus, setelah empat hari empat malam dihujani peluru, akhirnya tanggal 15 Desember 1945 tentara dunia tersebut, berhasil dipaksa mundur ke Semarang selanjutnya pulang kandang. Peristiwa itu kemudian dikenal sebagai hari jadi TNI AD.
tag : FORT, AMBARAWA, INDONESIA, TOURISM, TOUR, TRAVELLING, WANDERER, DESTINATION, ADVENTURE, PETUALANG, PENGEMBARA, PERJALANAN, TUJUAN, PARIWISATA, OBJEK WISATA
OBJEK WISATA MANCA NEGARA
===============================



Tidak ada komentar:
Posting Komentar